Hari-hari makin terisi dengan kelas,assignment,kerja sambilan sampai kadang-kadang terasa penat nak mengharungi semuanya...
Buat sahabat-sahabat yang rajin datang membaca disini,terima kasih ambo ucapkan.Apa yang ambo tuliskan disini adalah apa yang benar-benar ambo lalui dalam hidup ini...Mungkin tidak berapa mencabar seperti apa yang sahabat-sahabat semua lalui.
Pada kali ini,apa yang ambo tuliskan hanyalah rekaan semata-mata dan tiada kene mengena dengan hidup ambo...Maaf jika ada kekurangan kerana ambo masih lagi baru dalam dunia penulisan...
Sepi si anak kecil
Anak kecil itu menangis sendiri...
Meratapi pemergian wanita bergelar ibu...
Jasad kaku itu ditenung sepuas-puasnya..
Jemari sejuk itu diusapnya...
Dahi suci itu dikucupnya...
Air matanya tidak henti-henti mengiringi pemergian si ibu itu...
Seribu rasa terbuku di hati...
Seribu pertanyaan...
Seribu kekecewaan...
Seribu kesedihan...
Seribu kekosongan yang tidak bisa di isi...
Anak kecil itu berteriak sendiri...
Kenapa mesti aku...?
Kenapa pada ketika ini...?
Kenapa bukan mereka yang tidak sayangkan ibu mereka...?
Hatinya luluh bagai tidak mampu diubati lagi...
Kini anak kecil itu tiada lagi tempat bermanja...
Tiada lagi tempat bergurau senda...
Hilang pendengar setia...
Hilang insan yang sanggup melayan kerenahnya...
Hilang insan yang sanggup menahan marahnya...
Hilang insan yang sanggup mereda barannya...
Desis angin pantai sering menjadi temannya...
Buaian ombak menenangkan fikirannya...
Dugaan itu terlalu berat buatnya...
Dugaan besar buat si anak kecil yang baru berusia 7 tahun..
Hmmmpphhh...
20 tahun berlalu begitu pantas...
Bagaikan sang masa itu tidak sanggup membiarkan anak kecil itu menderita terlalu lama...
Perjalanan sepi tanpa insan bergelar ibu...
Kegagalan mahupun kejayaan dilaluinya sendiri...
Membuatkan dia lebih matang dari umurnya...
Ibunya pasti bangga jika berada disisi pada ketika ini...
Kini anak itu orang yang berjaya...
Tiada lagi bermuram durja...
Tiada lagi kusutnya...
Hanya senyuman manis diwajahnya...
Doanya buat si ibu semoga aman disana.
Meratapi pemergian wanita bergelar ibu...
Jasad kaku itu ditenung sepuas-puasnya..
Jemari sejuk itu diusapnya...
Dahi suci itu dikucupnya...
Air matanya tidak henti-henti mengiringi pemergian si ibu itu...
Seribu rasa terbuku di hati...
Seribu pertanyaan...
Seribu kekecewaan...
Seribu kesedihan...
Seribu kekosongan yang tidak bisa di isi...
Anak kecil itu berteriak sendiri...
Kenapa mesti aku...?
Kenapa pada ketika ini...?
Kenapa bukan mereka yang tidak sayangkan ibu mereka...?
Hatinya luluh bagai tidak mampu diubati lagi...
Kini anak kecil itu tiada lagi tempat bermanja...
Tiada lagi tempat bergurau senda...
Hilang pendengar setia...
Hilang insan yang sanggup melayan kerenahnya...
Hilang insan yang sanggup menahan marahnya...
Hilang insan yang sanggup mereda barannya...
Desis angin pantai sering menjadi temannya...
Buaian ombak menenangkan fikirannya...
Dugaan itu terlalu berat buatnya...
Dugaan besar buat si anak kecil yang baru berusia 7 tahun..
Hmmmpphhh...
20 tahun berlalu begitu pantas...
Bagaikan sang masa itu tidak sanggup membiarkan anak kecil itu menderita terlalu lama...
Perjalanan sepi tanpa insan bergelar ibu...
Kegagalan mahupun kejayaan dilaluinya sendiri...
Membuatkan dia lebih matang dari umurnya...
Ibunya pasti bangga jika berada disisi pada ketika ini...
Kini anak itu orang yang berjaya...
Tiada lagi bermuram durja...
Tiada lagi kusutnya...
Hanya senyuman manis diwajahnya...
Doanya buat si ibu semoga aman disana.
5 ulasan:
huhu..
sedih aku baca sajak ni..(,")
untuk berjaya dalam hidup kan
macam-macam yang perlu kita lalui dan hadapi
all the best !!
:)
puisi yg menyentuh hati... :)
tersentuh..sgt2 merasai kehilangan ibu..
air mate turut mengiringi semasa menulis puisi ini...
Catat Ulasan